Yoyo Mengatakan : dampak langsung seperti abu gunung Kelud memang tidak sampai mengguyur kawasan Bromo. Yoyo mengatakan turis Gunung Bromo sebagian besar biasanya merupakan limpahan turis dari Yogyakarta dan Solo. Karenanya sejak Bandara Adi Sucipto Yogyakarta dan Adi Sumarmo Solo ditutup, kunjungan turis anjlok. "Turis asing yang biasanya ke Candi Borobudur tidak ada," katanya.
Akibatnya, biro travel wisata minim order mengangkut turis asing ke Yogya dan Bromo bahkan hingga ke Bali. "Hanya turis lokal saja yang menjadi langganan plesiran ke Bromo dan menginap di kawasan Bromo," kata Yoyo.
![](http://paketwisatahemat.com/wp-content/uploads/2013/09/paket-wisata-hemat-bromo.jpg)
Selain itu, informasi yang berkembang bahwa setelah erupsi Kelud, status Gunung Bromo dan Gunung Semeru juga meningkat, juga sampai ke telinga turis. "Turis tidak ada yang berani ke Gunung Bromo," kata Yoyo. Padahal informasi tersebut tidak benar.
Kepala Seksi Wilayah I Balai Besar TNBTS, Sarmin membenarkan ihwal merosotnya kunjungan wisata ke Gunung Bromo pasca erupsi Gunung Kelud selain saat ini yang memasuki masa low season. "Ada dampak psikis pasca erupsi Kelud, Masyarakat juga ikut khawatir," katanya.
Apalagi, kata dia, sempat berkembang juga informasi peningkatan status Gunung Bromo pasca erupsi Kelud. "Padahal beritanya nggak benar," katan dia.
Pihak TN BTS, kata Sarmin, juga sering menerima telpon yang menanyakan kondisi Gunung Bromo. "Kami jadinya menjelaskan satu persatu," kata dia. Pasca erupsi Kelud, kata dia, rata-rata perhari hanya 100 wisatawan yang berkunjung ke Bromo. "Biasanya lebih dari itu. Mungkin juga memasuki masa low season," katanya.